Kebiasaan Mengemudi yang Bisa Bikin Ban Mobil Robek

icon 18 July 2025
icon Admin

Tidak banyak pengemudi yang menyadari bahwa cara mengemudi sehari-hari dapat berdampak langsung pada kondisi ban. Beberapa kebiasaan tampak sepele, tetapi berisiko membuat ban mobil robek dan membahayakan keselamatan. 

Terlebih jika kerusakan terjadi saat mobil sedang melaju dengan kecepatan tinggi, dampaknya bisa sangat fatal. Oleh karena itu, penting untuk mengenali dan menghindari kebiasaan yang bisa memperpendek usia pakai ban kendaraan Anda.

Kebiasaan Mengemudi yang Beresiko Ban Mobil Robek

Mengemudi memang terlihat sepele, tetapi kebiasaan-kebiasaan kecil bisa berdampak besar pada kondisi ban kendaraan. Jika tidak dihindari, risiko ban mobil akan robek bisa meningkat dan membuat Anda kerepotan di tengah jalan.

  1. Mengemudi Secara Agresif

Gaya mengemudi yang terburu-buru seperti sering ngebut dan melakukan pengereman mendadak dapat membebani permukaan ban secara berlebihan. Tekanan tersebut membuat permukaan ban cepat aus dan berisiko mengalami robek. 

Selain itu, menghantam lubang dengan kecepatan tinggi juga bisa merusak struktur ban secara permanen. Efeknya bisa berupa benjolan, keretakan, atau bahkan robekan di dinding ban. 

Risiko ini lebih besar jika ban sudah mulai menipis. Berkendara secara agresif juga dapat mempersingkat usia pakai ban. 

Untuk menghindarinya, jaga kecepatan secara stabil dan hindari manuver yang tidak perlu. Berkendara dengan tenang bukan hanya aman, tapi juga menjaga kondisi kendaraan tetap prima.

  1. Tekanan Angin Ban yang Tidak Sesuai

Menjaga tekanan angin ban sesuai standar pabrikan sangat penting untuk kenyamanan dan keamanan berkendara. Bila tekanan terlalu rendah, dinding ban akan bekerja lebih berat dan mudah terjepit saat melewati lubang. 

Hal ini bisa menyebabkan ban pecah atau robek secara tiba-tiba. Sebaliknya, tekanan yang terlalu tinggi membuat ban tidak mencengkeram jalan dengan baik. 

Ini bisa meningkatkan risiko tergelincir, terutama di jalan licin atau saat hujan. Selain itu, tekanan berlebih mempercepat keausan pada bagian tengah ban. 

Lakukan pengecekan tekanan angin secara berkala agar ban tetap dalam kondisi optimal. Gunakan alat pengukur tekanan untuk memastikan akurasinya.

  1. Terlalu Sering Melewati Jalan Rusak

Jalan yang penuh lubang atau berbatu bisa menjadi musuh utama ban kendaraan. Ketika mobil melaju kencang di jalan rusak, bagian samping ban bisa tergesek atau terhantam benda tajam. 

Efeknya bisa berupa benjolan, retakan, atau robekan yang sulit diperbaiki. Terutama pada ban dengan dinding samping yang tipis, risiko rusak jadi lebih tinggi. 

Untuk itu, melajulah secara perlahan dan berhati-hati saat melewati medan yang tidak rata. Bila perlu, hindari jalan yang kondisinya memang sudah diketahui rusak parah. 

Lebih baik sedikit lambat daripada harus mengganti ban di tengah perjalanan. Selalu prioritaskan keselamatan dan kenyamanan saat berkendara.

  1. Membawa Beban Melebihi Kapasitas

Setiap kendaraan memiliki batas beban maksimum yang dianjurkan oleh pabrikan. Jika Anda sering membawa muatan berlebih, ban akan menanggung beban ekstra yang berpotensi merusak struktur dalamnya. 

Tekanan berat ini membuat dinding ban cepat melemah dan lebih rentan mengalami robekan. Apalagi jika kendaraan melaju di jalan menanjak atau berlubang, risiko kerusakan akan semakin besar. 

Selain membahayakan ban, beban berlebih juga bisa memengaruhi suspensi dan sistem pengereman. Selalu perhatikan kapasitas angkut kendaraan Anda agar ban tetap awet. 

Jangan menganggap sepele bobot barang, karena dampaknya bisa sangat merugikan. Berkendara tanpa kelebihan muatan akan membuat ban lebih tahan lama.

  1. Menggunakan Ban yang Sudah Tidak Layak Pakai

Ban yang sudah tua atau aus sangat rentan mengalami kerusakan, apalagi jika digunakan dalam kondisi jalan yang ekstrem. Ban dengan permukaan yang tipis tidak mampu lagi menahan tekanan atau benturan secara maksimal. 

Alur yang mulai menipis membuat cengkeraman ke jalan menurun drastis. Jika tetap digunakan, risiko ban mobil robek sangat tinggi bahkan bisa terjadi tanpa tanda-tanda sebelumnya. 

Idealnya, ban diganti setiap lima tahun atau saat tapaknya sudah melewati batas aman. Jangan menunggu ban benar-benar rusak untuk diganti, karena keselamatan Anda yang dipertaruhkan. 

Lakukan pengecekan rutin pada kondisi fisik ban. Jika terlihat retak, benjol, atau aus tidak merata, segera lakukan penggantian.

Menjaga kebiasaan mengemudi yang baik merupakan langkah penting untuk memperpanjang usia pakai ban. Risiko ban mobil robek dapat diminimalisir jika pengemudi lebih waspada terhadap kondisi jalan dan rutin merawat kendaraan. 

Jangan abaikan pengecekan tekanan angin dan kondisi fisik ban secara berkala. Untuk mendapatkan informasi lengkap seputar kendaraan serta promo menarik lainnya, kunjungi https://suzuki.batara.co.id sekarang juga!